Minggu, 01 Juni 2014

Standar Operasional Prosedur (SOP) peternakan ayam kampung yang ditentukan oleh pemerintah

Standar Operasional Prosedur (SOP) peternakan ayam kampung yang ditentukan oleh pemerintah
SOP (Standar Operasional Prosedur) peternakan ayam kampung ditentukan oleh pemerintah dengan tujuan meningkatkan kualitas dan kapasitas hasil ternak. Standar operasional dalam menjalankan usaha ini dikeluarkan oleh pemerintah melalui permentan atau peraturan menteri pertanian. Adapun SOP resmi dari pemerintah untuk budidaya ayam kampung yang terpenting adalah sebagai berikut :

Peraturan menteri pertanian No. 49/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Pembibitan Ayam Lokal yang Baik (Good Native Chicken Breeding Practice)

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Pemeliharaan Unggas di Pemukiman

Masih banyak peraturan menteri pertanian maupun undang-undang yang dikeluarkan dalam menjalankan usaha ini. Seperti berikut :
  1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2824);
  2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3273);
  3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan (Lembaran Negara Tahun 1996, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3656);
  4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara 465 Nomor 4437), juncto Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
  5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3101);
  6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1977 tentang Usaha Peternakan (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3102);
  7. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3253);
  8. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1992 tentang Obat Hewan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3509);
  9. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, Gizi Pangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4424);
  10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 420/Kpts/OT.210/7/2001 tentang Pedoman Budidaya Ternak Ayam Buras Yang Baik (Good Farming Practice);
  11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 424/Kpts/OT.210/7/2001 tentang Pedoman Budidaya Ternak Ayam Pedaging Yang Baik (Good Farming Practice);
  12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 425/Kpts/OT.210/7/2001 tentang Pedoman Budidaya Ternak Ayam Petelur Yang Baik (Good Farmin Practice);
  13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 238/Kpts/PD.430/6/2005 tentang Pedoman Penetasan Ayam Ras Yang Baik;
  14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 299/Kpts/OT.240/7/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian, juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11/Permentan/OT.240/2/2007;
  15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 36/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Sistem Pembibitan Ternak Nasional;
  16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Ayam Lokal Yang Baik;
  17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Pemeliharaan Unggas di Pemukiman

Itulah beberapa standar opreasional prosedur yang mesti kita patuhi sebagai pelaku usaha peternakan. Untuk kedepannya agar menjadikan periksa bagi kita semua.

*) Peraturan pemerintah di atas dapat dijadikan pedoman dalam melakukan standarisasi produk, pemasaran, hingga pedoman operasional selama pemeliharaan.

(sumber : ternakayamkampung.com)

Masalah kutil pada DOC ayam kampung dan cara mengatasinya

Masalah kutil pada DOC ayam kampung dan cara mengatasinya
1.Tanda-tanda
Pada awalnya paruh ayam sekitar hidung atau pangkal paruh akan terlihat berdarah atau kemerah-merahan. Jika dibiarkan atau berlanjut akan mengeluarkan darah. Darah ini kemudian membeku dan membentuk gumpalan kasar di area paruh bagian tengah pada pangkalnya. Terlihat seperti kutil atau bisul pada paruh ayam 

2. Penyebab.
a. Penyakit
Jika dari tanda-tanda tersebut merupakan penyebab dari penyakit, maka sebabnya adalah parasit pada ayam. Parasit ini sering terjadi 1 atau 2 tahun sekali dalam semusim. Anak ayam yang diumbar atau dibesarkan induknya rata-rata 70% ke atas anak ayam mengalami hal serupa. Biasanya adalah pengaruh cuaca dan virus parasit. Penyakit ini tidak berbahaya dan akan hilang dalam usia 2 bulan. Penyakit ini jarang sekali menyerang ayam dewasa atau induk. Bisa dikatakan ayam usia lebih dari 3 bulan jarang sekali terkena.

b. Kandang
Jika masalah ini terjadi pada sebagian kecil anak ayam, misal dari 100 koloni hanya menyerang 10 ekor maka penyebabnya adalah masalah kandang. Apakah kandang DOC anda memakai strimin di setiap sisinya? Jika iya, itulah masalahnya. Pengalaman kami adalah ayam mengejar nyamuk atau benda/makhluk terbang dan ingin mematuknya, sehingga paruh ayam akan 'nyangkut' di setiap lubang strimin. Setelah pendarahan biasanya terjadi gumpalan seperti kutil pada paruhnya.

Bisa juga karena kandang terlau banyak kawat berkarat, kayu yang kurang halus, paku, bambu yang belum diraut dll dapat menyebabkan masalah ini.

3. Mengobati
Untuk pengobatan karena masalah ini saya rasa tidak begitu besar maka hanya saya biarkan begitu saja. Namun jika ingin diobati adalah memakai obat alami pun dapat dilakukan seperti menggunakan batang daun iodium, atau menggunakan obat merah.

4. Pencegahan/Tips
Setelah kami mengalami kejadian seperti masalah kutil di atas kami tidak lagi menggunakan strimin sebagai kandang DOC. Sebagai gantinya kami menggunakan benda atau sekat tertutup seperti kardus, triplex, plastik dll yang tidak ada lubang di area dinding kandang DOC.

sumber : ternakayamkampung.com

Mengenali ciri bawaan ayam kampung yang terdapat pada ayam bangkok lokal

Mengenali ciri bawaan ayam kampung yang terdapat pada ayam bangkok lokal
Penggemar ayam bangkok, terutama untuk ayam bangkok lokal, menginginkan ayam bangkok aduan yang lebih dekat dengan ayam bangkok asli (artikel ayam bangkok asli di thailand). Tujuannya agar benar-benar memiliki ayam bangkok bermental pantang menyerah dan punya semangat juang tinggi serta memiliki teknik dan pukulan mendekati ayam jago bangkok asli. 

Ciri ciri ayam kampung yang melekat pada ayam bangkok lokal tentu harus dihindari agar tidak membawa karakter ayam kampung yang sering lari dari laga  Mengenali ciri bawaan ayam kampung yang melekat pada ayam bangkok lokal gampang-gampang susah, seperti diuraikan berikut ini

KOKOK AYAM KAMPUNG PADA AYAM BANGKOK

Suara kokok ayam bangkok sangat khas sehingga suara kokok dijadikan patokan penting untuk membedakannya dengan ayam siam atau turunan silangan ayam kampung dengan ayam bangkok. Kokok yang harus dihindari jika ada salah satu jenis kokok seperti disebutkan ini, yaitu ada sedikit kokok beralunan merdu, kokok tidak atau kurang serak, kokok kurang lantang atau kurang menghentak, kokok agak panjang.

BENTUK MUKA AYAM KAMPUNG PADA AYAM BANGKOK

Ayam bangkok umumnya memiliki kelopak mata bundar seperti telur, mata ada yang cekung walaupun ada pula yang kurang cekung, tetapi tulang alisnya tetap terkesan kokoh dan kuat.  Ayam siam dari turunan ayam bangkok dan ayam kampung, tulang alisnya terkesan tidak kokoh, dan lebih pasti lagi bila ditambah bentuk kelopak mata bulat (kurang lonjong), pemukaan mata rata dengan alis atau hanya sedikit cekung, paruh agak pendek dan kecil serta tidak beralur.

PANDANGAN MATA AYAM KAMPUNG PADA AYAM BANGKOK

Sinar mata ayam bangkok umumnya tajam, dan jika menatap matanya tampak agak menyipit karena kornea mata hitamnya lebih kecil. Ayam siam jago (turunan dari bapak bangkok dan ibu kampung) tatapan matanya juga bisa seperti ayam bangkok sehingga perlu melihat aspek lain seperti kokok dan lainnya.

KUPING, PIAL DAN JENGGER AYAM KAMPUNG PADA AYAM BANGKOK

Kuping ayam bangkok sangat kecil dan pialnya hampir tidak ada, sehingga ayam yang punya kuping telinga dan pial agak besar perlu dihindari.  Sementara jengger ayam tidak bisa jadi patokan karena ayam siam dari turunan ayam kampung dan bangkok banyak yang memiliki jengger persis seperti jengger ayam bangkok.

POSTUR TUBUH AYAM KAMPUNG PADA AYAM BANGKOK

Postur tubuh ayam siam ada yang mirip ayam bangkok yaitu tegak dan gagah.
Untuk itu harus dicek badannya padat atau tidak. Ayam bangkok badannya padat dan keras, serta tulang yang lebih besar dan keras.

MENTAL TARUNG AYAM KAMPUNG PADA AYAM BANGKOK

Ayam bangkok dewasa jika sudah kalah abar maka perlu waktu beberapa minggu untuk berani lagi sama lawannya.
Mental bawaan dari ayam kampung, bila sudah kalah abar tetap masih berani menghadang atau menggertak lawannya dalam selang waktu beberapa hari saja. Mental seperti ini tidak masalah jika ayam bangkok masih muda dibawah umur 8 bulan karena keberaniannya baru muncul, tetapi tidak boleh pada ayam bangkok yang sudah dewasa.

WARNA BULU AYAM KAMPUNG PADA AYAM BANGKOK

Warna bulu bawaan ayam kampung dapat dilihat pada bulu sayap. Pada bulu sayap yang berwarna hitam terdapat bercak-bercak warna kecoklatan hampir di sebagian besar sayapnya.  Jika hanya terdapat sedikit bercak tidak terlalu masalah.

sumber : http://ayam-bangkok-com.blogspot.com

Selasa, 20 Mei 2014

Berbagai macam penyakit yang sering mengunjungi kandang

Berbagai macam penyakit yang sering mengunjungi kandang
Berbagai macam penyakit yang sering mengunjungi kandang - Berternak ayam untuk produksi akan menguntungkan bila tidak diganggu oleh permainan harga jual beli, lingkungan yang ekstrim, dan atau satu lagi yaitu munculnya penyakit ayam. Yang terakhir ini peternak tidak saja memerlukan dokter hewan dan ahli peternakan, tetapi juga segala je­nis obat, vaksin, suplemen, imunomodulator, serta tidak lupa narasumber yang punya kemampuan membaca masa depan penyakit ayam.
Untuk menggampangkan prediksi, penyakit ayam dikelompokan jadi tiga: yang infeksius ditularkan oleh mikroba/parasit seperti ND, CRD, dan Cocci. Ada pula yang tidak menular seperti gangguan produksi oleh perubahan pada pakan, keracunan mycotoxin, pemanas tidak optimal; dan kelompok penyakit tersering muncul adalah gabungan kedua diatas, se­perti penyakit infeksius CRD dapat timbul karena dipicu oleh gangguan faktor manajemen pemeliharaan (mis-manajemen).

Untuk prediksi penyakit dua kelompok terakhir, amat bergantung pada kelihaian dinamika manajemen pemeliharaan dan stabilnya mutu pakan. Jadi bila tahun ini produksi terganggu dan faktor mis-manajemen sudah dipecahkan maka penyakit yang sama tidak perlu terjadi di tahun depan. Manajer peternakan mesti mempelajari kembali (evaluasi) laporan akhir dari flok ayam kandang yang telah kosong, sebelum mempersiapkan kedatangan flok baru di kandang yang sama.

Dalam mengantisipasi munculnya penyakit infeksius, perbaikan-perbaikan manajemen pemeliharaan serta mutu pakan saja tidak cukup, karena sumber penyakit (bakteri, virus, jamur, parasit) harus diketahui berasal dari mana. Dengan mengetahui asalnya, diketahui pula jalan masuk bibit penyakit/rantai biosecurity mana yang jebol, barulah perbaikan-perbaikan bisa dilakukan. Dengan demikian untuk tahun mendatang manajer peternakan dapat membuat prediksi bahwa penyakit ayam yang sama tersebut tidak akan datang.

Dibawah ini adalah kumpulan penyakit ayam infeksius yang masih dapat mengunjungi kandang peternak tahun ini dan tahun-tahun mendatang, dengan frekuensi yang berbeda-beda di tiap lokasi/ daerah.

Penyakit yang selalu berulang ada setiap tahun di kandang-kandang produksi adalah CRD (peternak bilang kena Ngorok), akibat ulah infeksi bakteri Mycoplasma dan E. coli. Kalau umur dibawah 2 minggu sudah kena ngorok, umumnya Mycoplasma bawaan dari indukan dan E. coli sejak dari penetasan.

Indikator CRD dibawah 2 minggu adalah meningkatnya kasus omphalitis, infeksi yolk sac dan pantat cepel di umur minggu pertama. CRD muncul di minggu 3-4 sering dipicu (didahului) oleh stress pasca vaksinasi dengan virus live, kadar ammonia dan kepadatan kandang yang tinggi atau saat ayam sedang menderita kondisi imunosupresi.

Ayam kena CRD saat dalam kondisi imunosupresi dapat berakibat muka/ kepala membengkak oleh ada­nya infeksi sekunder Avian pneumovirus (Swollen Head Syndrome).

Penyakit mycoplasmosis yang lain sering terlihat sebagai arthritis dan synovitis di hock joint dan sendi-sendi jari kaki. Pada ayam dara dan layer baik jenis broiler maupun layer, mycoplasma yang dominan adalah M. synoviae (MS). Disaat bertelur, MS menimbulkan kerabang telor menjadi pucat dan benjol (dan tipis) pada ujung lancipnya. Sama seperti M. gallisepticum (CRD), bakteri ini dapat ditularkan secara vertikal dan horizontal.

Reoviral tenosynovitis oleh infeksi Reovirus menimbulkan synovitis tendo flexor diatas hock joint. Penyakit ini lebih memilah breed broiler baik breeder maupun komersial. Ayam pincang, sulit ambil pakan, kerdil atau tidak bisa kawin. Virus Reo menular dapat vertikal dan horizontal, selain itu mereka menimbulkan kondisi imunosupresi bagi penderitanya.

Penyakit Aspergillosis organ respirasi anak ayam (Brooder pneumonia) hanya kadang-kadang terlihat pada ayam umur dibawah 2 minggu pertama. Kondisi jarang ditemukannya kasus aspergillosis itu dimungkinkan oleh diberlakukannya bio­security dan fumigasi mesin tetas yang ketat di hatchery. Kapang Aspergillus fumigatus merupakan kontaminan kerabang telor, dapat menjadi penyakit bawaan bagi DOC.

Gumboro penyakit viral oleh infeksi virus IBD, juga sebagai penyakit ayam yang muncul dari tahun ke tahun. Gumboro oleh infeksi virus lapang ganas sebagai penyakit akut yang dapat mematikan (terutama pada layer) sudah jarang terdengar karena program vaksinasi yang ketat. Tetapi Gumboro yang imunosupresi, terutama bila kena pada ayam umur dibawah 3 minggu masih sering terjadi.

Virus Gumboro lapang sulit hilang dari kandang dan sumber virus Gumboro adalah insek kumbang “franky”. Manifestasi klinis oleh virus Gumboro tersebut sebagai kasus munculnya infeksi sekunder  seperti penyakit ND viscerotropik, Coccidiosis, Necrotik enteritis (NE), CRD, atau bahkan HPAI.

Penyakit ND viserotropik oleh virus ND (Newcastle disease) velogenik yang di Asia/Indonesia masuk dalam kelompok geno-7 menghantui dunia peternakan ayam sejak dulu (sebelum tehnik pemeriksaan virus berdasarkan genetik ditemukan) sampai kini; penulis meyakini juga tahun-tahun mendatang ND akan masih mudah ditemukan. Popularitas ND sebagai penyakit mematikan meskipun telah menggunakan program vaksinasi, membuat vaksin NDV asal dalam dan luar negeri selalu laris dipasaran.

Sejak 2003 popularitas penyakit ND agak berkurang oleh munculnya wabah HPAI H5N1, tetapi frekuen­si munculnya ND tiap tahun tidak berkurang. Kerugian peternak tidak hanya dari kematian tetapi juga deplesi oleh afkir karena infeksi NDV viserotropik yang velogenik ini me­nimbulkan gejala syarap/teleng karena tidak bisa makan dengan normal, sehingga menjadi kurus, tidak bisa kawin/bertelur.

Coccidiosis adalah penyakit parasitik pada ayam oleh infeksi beberapa jenis Eimeria di bagian dalam dinding usus halus maupun usus besar. Penyakit yang menimbulkan enteritis ini muncul apabila coccidiostat (anti coccidia) pakan kurang dosisnya, atau nafsu makan ayam turun dan juga ayam sedang sakit ditambah alas kandangnya basah. Enteritis oleh coccidia yang amat ringan sekalipun dapat menimbulkan kondisi kekerdilan.

Komplikasi lainnya dari coccidi­osis usus adalah timbulnya NE (Necrotic enteritis) oleh infeksi secondary bakteri Clostridium perfringens; ayam akan mati oleh biakan kuman Clostridium yang memproduksi toxin yang sistemik.

Penyakit ayam oleh infeksi HPAI (highly pathogenic avian influenza) H5N1 yang mematikan masih didapatkan pada tahun ini dan demikian juga tahun-2 dimuka, meskipun lebih sedikit dari tahun-2 sebelumnya baik dari jumlah kasus maupun kerugiannya. Hal ini dimungkinkan oleh telah digunakannya vaksin inaktiv dengan seed HPAI H5N1 secara berulang-ulang, dan juga gejala klinis menjadi tidak spesifik seperti sebelumnya. Di­laporkan November ini (2012), Australia menghadapi AI dengan serotype H7, yang berdampak pada distopnya ekspor ayam dan telur oleh negara importir, padahal penanganannya sudah langsung de­ngan stamping out.

Penyakit ayam oleh infeksi virus yang masih tergolong sering ditemukan adalah Marek. Virus Marek hidup dalam debu bulu (dandruf) akan terhi­rup pernafasan ayam yang peka (tidak memiliki kekebalan cukup), virus berbiak di paru dan menyebar sistemik. Virus Marek yang amat ganas menyukai syarap kaki, sayap, pencernakan, dan otak, sehingga pada ayam dara menimbulkan gejala kelumpuhan, tremor dan yang parah sampai teleng-teleng.

Di saat periode bertelur sering dijumpai pembentukan tumor Marek di hati, limpa, ginjal dan ovary. Selain itu penyakit Marek menimbulkan kondisi imunsupresi sehingga yang menonjol adalah gejala klinis akibat penyakit infeksi sekunder. Di Indonesia vaksinasi Marek diberlakukan pada DOC breeder dan layer betina. Ayam broi­ler komersial dan jantan layer tidak divaksin Marek, demikian pula beberapa jenis ayam kampung yang dipelihara dikandangkan sebagai ayam produksi. Dengan demikian mere­ka peka kena Marek yang berakibat gangguan pertumbuhan.

Penyakit infeksi IB (Infectious Bronchitis) pada ayam oleh infeksi virus IB yang termasuk dalam coronavirus. IB di tahun 2010-2011 menghebohkan peternak produksi telur dan DOC oleh serangan virus lapang jenis baru/variant. Tentu saja karena memiliki perbedaan dengan virus IB lokal maka program vaksinasi biasa kurang dapat menghambat gejala klinis akibat infeksi oleh IB variant ini. Kerugian peternak terutama oleh kerusakan organ reproduksi betina seperti ovary dan saluran  telur, sehingga ayam tidak bertelur, banyak krabang yang tipis, retak, keriput, dan pucat.

Selain itu sering dijumpai hydrosalping (oviduct tipis berisi cairan), sehingga betina tersebut jalannya mirip burung pinguin. Berbagai variasi vaksin IB digunakan tetapi tidak terlalu menolong kerugian peternak. Di akhir 2012 kemungkinan telah banyak ayam produksi yang terinfeksi virus IB variant dan telah menstimuli timbulnya kekebalan sehingga kasusnya menurun. Akan sangat mungkin di tahun berikut virus variant tersebut menjadi virus IB lapang lokal dengan tingkat keganasan yang kurang merugikan.

Penyakit Infectious Coryza (Snot) pada layer oleh infeksi bakteri Haemophilus paragallinarum mudah dikendalikan dengan program 2x vaksinasi. Hanya bila peternak memiliki kandang-kandang yang ’multi ages’ terlalu berdekatan, maka Snot masih bisa timbul. Snot juga mudah timbul saat memasukan ayam pendatang baru (ayam dara dari kandang grower/ baru beli dari luar).

Pox kulit sebagai penyakit dipandang tidak merugikan, sehingga meskipun peternak melihatnya, tidak dipandang sebagai musuh. Vaksinasi 1x seumur ayam layer sudah dirasa cukup. Jangan lupa pada kondisi imunsupresi (Gumboro, Marek, Aflatoksikosis), pox kulit bisa menjadi pox basah/diphtheritic pox yang menyerang rongga mulut dan fatal  karena menyumbat pernafasan. Beberapa vaksin rekombinan yang ”nebeng” pada virus pox bisa berkurang potensinya gara-gara ayamnya sudah punya kekebalan terhadap pox.

Penyakit kecacingan cacing pita dan ascariasis masih mudah ditemukan pada layer. Diagnosa dengan bedah bangkai dan membuka usus halus ayam sample. Keberadaan cacing dewasa jelas mengganggu produksi dan menjadi indikator kapan harus diberi anthelmentica serta insektisida (anti vektor kecacingan).

Sumber : http://www.majalahinfovet.com

Empat hal yang menjadi penyebab kekerdilan pada ayam

Empat hal yang menjadi penyebab kekerdilan pada ayam
Empat hal yang menjadi penyebab kekerdilan pada ayam - Drh Setyono Al Yoyok yang berpengalaman sekitar 20 tahun pada bisnis peternakan di Jawa dan luar Jawa mengungkap bahwa masalah ayam kerdil dapat disebabkan oleh 4 (empat perkara).

Pertama, bibit ayam berasal dari telur ayam parent stock produksi di bawah umur 25 minggu. Yang bagus, usia parent stock ini seharusnya di atas 25 minggu, yang alat produksinya sudah matang dan selanjutnya telur tetas hasilnya bisa dimasukkan hatchery atau penetasan. Sebaliknya telur dari indukan di bawah 25 minggu ini berkualitas kurang dan beresiko kasus kekerdilan tinggi.

Kedua, masuknya virus Reo mengakibatkan ayam kerdil.

Ketiga, kasus malnutrisi, oleh karena kualitas pakan yang tidak sesuai dengan umur ayam.

Keempat, kekerdilan terjadi karena proses brooding atau pemanasan pengindukan buatan yang salah. Akibatnya energi yang dihasilkan dengan konsumsi pakan untuk pertumbuhan beralih digunakan untuk mengatasi stres, seperti stres dingin!

Menurut Drh Yoyok, besaran kasus ayam kerdil ini antara 10-20 persen. Karena faktornya virus Reo maka kegagalan vaksinasi beresiko besar virus Reo masuk!

Dari intilah, peternakan plasma macam di atas tadi mendapat pasokan DOC. Tentu DOC ini terkait dengan pembibitan peternakan inti. Diungkap Drh Yoyok, DOC ini ada yang kecil, dan DOC yang kecil ada dua macam, yaitu DOC kecil yang loyo, dan DOC kecil yang lincah. Menurutnya, DOC kecil yang lincah masih bisa dipelihara. Sebaliknya DOC yang loyo harus diafkir.

Untuk mencegah adanya DOC yang bermasalah ini, katanya, “Dikaitkan dengan faktor hiegenitas dan sterilitas, maka sumber DOC yaitu hatchery atau penetasan harus terjaga biosecuritynya terhadap penyakit supaya tidak masuk.”

Menurutnya selain virus Reo, virus yang dapat menyebabkan kekerdilan di antaranya adalah virus Mareks. Penyakit ini pun bersumber dari indukan yang terdapat pada pembibitan. Namun sudah tentu pembibitan setidaknya melakukan hal yang terbaik pada peternakan pembibitannya. Wajar pembibitan melakukan dan mengaku diterapkannya standar terbaik.

Kalau kenyataannya di lapangan ada kiriman DOC bermasalah (kerdil), di sisi peternak yang menerima kiriman DOC, tidak ada jalan lain. “Kalau menerima DOC (mau tak mau, red), kita terima saja. Tapi kita punya cara,” kata Drh Yoyok. Cara itulah yang berdasar pengalamannya diterapkan pada peternakan.

Cara yang diterapkan berdasar pengalamannya, di antaranya adalah complain pada pembibitan. Ada pembibitan yang no complain. Bisa juga banyak prosedur atau aturannya. Ujung-ujungnya breeding tidak mau tahu kondisi di peternakan.

Namun ada juga breeding yang bagus servisnya. Berapapun jumlah bibit yang kerdil atau buruk akan diganti sampai umur sekian (sekitar 1-2 minggu).

Berkebalikan dengan DOC bagus, DOC yang tidak bagus diberi asupan apa-apa juga di-support dengan pakan bagus pun tidak akan signifikan bisa memperbaiki tubuh. Oleh sebab itu,  Drh Yoyok berkiat kalau kedapatan ayam kerdil lebih baik langsung diafkir dan yang dipelihara hanya DOC yang bagus guna efisiensi.

Semua itu menurutnya harus diantisipasi sejak dari masa parent stock. Sekali lagi, tegasnya, “Indukannya harus dari ayam berumur lebih dari 25 minggu, diperhatikan proses kebersihan hatchery, vaksinasi, dan selanjutnya lari ke pembesaran, budidayanya. Kebersihan kandang, kualitas litter dan sebagainya harus ketat.”

Dengan contoh kasus pada peternakan di Lamongan tadi, biaya pakan sendiri secara umum, besarannya 70 persen dari seluruh biaya produksi. Biaya untuk obat sebesar 10-20 persen dan paling tinggi 25 persen. Menurut Drh Yoyok, program vaksinasi Reo setidaknya akan memakan 2,5-5 persen dari 25 persen tersebut dilihat dari produksi peternakan. 

Sumber : http://www.majalahinfovet.com

Mengetahui proses pembuahan pada telur ayam

Mengetahui proses pembuahan pada telur ayam
Mengetahui proses pembuahan pada telur ayam. Bertelur merupakan cara alamiah ayam untuk memperbanyak keturunannya. Ayam betina rata-rata dapat menghasilkan sebutir telur setiap pagi,dan jumlah telur yang sudah dibuahi dapat mencapai 15 butir, tergantung. Ayam betina akan mengerami telurnya setelah telur terakhir keluar dari badannya.

Semakin baik kualitas telur, semakin besar prosentase penetasannya. Baiknya kualitas telur ditentukan oleh pakan ayam betina semasa proses bertelur, dan masa masa pertumbuhan ayam betina sejak DOC. Maka pakan dan perawatan ayam betina amat menentukan kualitas telurnya. Semakin baik pakan dan perawatannya, semakin baik pula mutu telurnya. 
Dibuahi ataupun tidak ayam betina akan tetap bertelur. Bedanya, telur yang tidak dibuahi tidak akan menetas walaupun dierami, maka dikatakan telur infertile (telur yang tidak subur). Telur yang dibuahi dinamakan telur fertile. Lalu bagaimanakah proses pembuahan itu terjadi?

Kuning telur dibentuk dalam tubuh oleh sistem perkembangbiakan ayam betina sewaktu sedang birahi dan siap untuk dikawini ayam jantan yang sedang dalam ‘peranakan’, sekelompok kuning telur yang bentuknya seperti sekelompok buah anggur ini dimasuki oleh sel telur betina (ovum), tepat berada di tengah-tengahnya.

Karenanya, agar terjadi pembuahan dibutuhkan seljantan (sperma) yang kuat yang dapat menerobos masuk ke dalam kuning telur sehingga dapat bersatu dengan ovum. Pembuahan terjadi di bagian atas‘peranakan’.

Proses selanjutnya adalah dilapisinya kuning telur ini oleh lapisan yangterbuat dari zat fosfoprotein (vitellin), yang berfungsi sebagai bagian pengaman pertama pada pembuahan. Pada saat ini dibentuk pula semacam tambang penyimbang, yang biasa disebut chalaza, agar kuning telur dapat tepat berada di tengah-tengah lapisan putih telur.

Tambang ini berada tepat di bagian ujung atas dan ujung bawah bulatan kuning telur.Kuning telur lalu turun ke bagian tengah ‘peranakan’. Di sini dua kali lagikuning telur dilapisi zat putih telur yang berfungsi sebagai penahan guncangan.Setelah itu, kuning dan putih telur turun ke bagian bawah ’peranakan’ untuk dilapisi dengan kulit ari dan zat kapur yang terlihat sebagai kulit telur.

Pada proses akhir ini, kulit ari akan membentuk kantung udara, zat kapur akan semakinmengeras, dan keluar melalui dubur ayam betina. Kantung udara itu sendiri berisi udara yang berhasil menerobos masuk ke dalam telur melewati ribuan pori-poriyang terdapat di kulit telur.

Udara di kantung ini digunakan embrio untuk bernafas.Seluruh proses ini terjadi dalam waktu 24-26 jam. Itulah sebabnya, ayambetina (sebagus apa pun kualitasnya) hanya dapat bertelur sebutir setiap pagi.

Komposisi TelurTelur pada umumnya memiliki berat sekitar 50-57 gram per butirnya, yangterdiri dari 11% bagian kulit telur, 58% bagian putih telur, dan 31% bagian kuningtelur. Komposisi zat yang tergantung di dalam setiap telur dapat dihitung bahwa kandungan protein yang terdapatpada setiap butir telur adalah sekitar 7 gram.

Sumber : http://www.majalahinfovet.com

Selasa, 14 Januari 2014

Macam-macam tips cara memelihara ayam hias

Macam-macam tips cara memelihara ayam hias
Macam-macam tips cara memelihara ayam hias - Bagi Anda yang senang memelihara ayam hias, ada 7 kiat agar ayam hias Anda tetap sehat.

Ketujuh kiat tersebut adalah membawa ayam ke tempat jauh, membuat ayam beradaptasi dengan lingkungan baru, memilih kandang yang tepat, menghilangkan bau pada kandang, mengatasi kanibal, menjaga kesehatan ayam dan memandikan ayam.

Berikut ini keterangan lebih lengkap beberapa kiat diatas yang dapat dilakukan oleh para peternak ayam agar ayam hias selalu berada dalam kondisi sehat.

A. KIAT MEMBAWA AYAM KE TEMPAT YANG JAUH
  1. Jika ayam yang akan dibawa hanya berjumlah 1 atau 2 ekor saja, maka tempat yang akan digunakan untuk mengangkut ayam cukup berupa keranjang bambu.
  2. Jika ayam yang akan dibawa berjumlah banyak, maka tempat yang akan digunakan untuk mengangkut ayam berupa kotak kemasan yang terbuat dari kakoe yu atau cukup berbahan kardus. Yang harus diingat adalah bahwa kotak kayu ataupun kerdus tersebut harus dilengkapi dengan lubang ventilasi.
  3. Jika yang dibawa adalah ayam bekisar atau ayam hutan, kotak kemasan harus ditutup dengan kain berwarna gelap.
  4. Proses pengangkutan harus dilaksanakan pada malam hari untuk menjaga agar ayam tidak stres.
  5. Ayam juga dapat dibius dengan menggunakan obat bius berdosis rendah.

B. KIAT MEMBUAT AYAM BERADAPTASI DENGAN LINGKUNGAN BARU
  1. Kondisi lingkungan hidup yang baru pada awalnya dibuat semirip mungkin dengan kondisi lingkungan hidup yang lama. Penyesuaian dilakukan secara perlahan – lahan.
  2. Pakan ayam yang diberikan disamakan dengan pakan ayam yang biasa dimakan dilingkungan hidup yang lama. Penyesuaian dilakukan secara perlahan – lahan.
  3. Setibanya dilingkungan hidup yang baru, ayam dapat diberi obat antistres dalam wujud multivitamin seperti B kompleks dan B 12.

C. KIAT MEMILIH KANDANG YANG TEPAT

Pemilihan kandang harus disesuaikan dengan tabiat dari ayam yang akan dipelihara. Misalnya :
  1. Untuk ayam jenis bekisar : kandangnya harus luas dikarenakan ayam bekisar cenderung agresif dan sering curiga sehingga sering memberontak.
  2. Untuk ayam Yokohama : kandangnya harus luas dikarenakan dia mempunyai ekor yang panjang.
D. KIAT MENGHILANGKAN BAU PADA KANDANG
  1. Kotoran ayam dan sisa – sisa pakan harus dibuang secara rutin dengan cara disapu setiap hari.
  2. Jika tidak sempat untuk menyapu, kotoran ayam maupun sisa pakan bisa ditaburi dengan kapur tohor supaya tidak berbau dan hama penyakit yang terkandung didalamnya mati.
  3. Ayam sering diberi air minum berbahan dasar kunyit.
  4. Seminggu sekali kandang harus dicuci dengan air. Semua bagian dari kandang harus disikat. Selesai dicuci, kandang harus diemur dibawah sinar matahari dengan posisi pintu dan atap dibiarkan terbuka.
  5. Supaya kandang terbebas dari keberadaan tungga, tungga dapt diusir dengan cara disemprot dengan minyak tanah.
  6. Tempat makan dan minum harus selalu dibersihkan setiap hari.

E. KIAT MENGATASI KANIBAL

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menekan angka kanibal pada diri ayam adalah :
  1. Kepadatan tebar kandang dikurangi.
  2. Pakan dengan kandungan protein hewani diperbanyak takarannya.
  3. Sirkulasi udara pada kandang diperbaiki.
  4. Paruhnya dipotong sedikit agar menjadi tumpul sehingga tidak melukai jika digunakan untuk mematuk ssesamanya.
F. KIAT MENJAGA KESEHATAN AYAM
  1. Jumlah pakan yang diberikan harus disesuaikan dengan kemampuan ayam dalam menghabiskan pakan.
  2. Kualitas dari pakan dan minum diperbaiki.
  3. Sering diberi minyak ikan, tepung hati, tepung tulang dan daging.
  4. Menu pagi dan sore hari adalah biji – bijian.
  5. Menu pada siang hari adalah voer yang dibasahi.
  6. Vitamin diberikan 3 hari sekali berupa vitachick dan AD Plex.
  7. Ayam yang ditengarai sakit harus dikarantina dan diobati secara intensif.
  8. Ayam sakit yang sudah lama tidak sembuh harus dimusnahkan dengan cara dibakar.

G. KIAT MEMANDIKAN AYAM
  1. Ayam harus dimandikan secari rutin.
  2. Pemberian obat anti kutu dapat dilakukan 1 minggu sekali.
  3. Jika ayam yang dipelihara adalah ayam cemani :
  4. Dimandikan dengan cara diceburkan ke dalam air dan dibiarkan selama 1 – 2 menit untuk kemudian dijemur.
  5. Jika ayam yang dipelihara adalah ayam katei dan bangkok :
  6. Dimandikan dengan cara dipegang dan diguyur untuk kemudian dilepaskan.
  7. Jika yang dipelihara adalah ayam bekisar dan ayam hutan :
  8. Dimandikan dengan cara disemprot tanpa dipegang.
  9. Kutu juga dapat dihilangkan dengan cara memandikan ayam dengan pasir.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...